PENYULUH KEHUTANAN

Dengan misi Hutan lestari dan Masyarakat sejahtera dengan pemberdayaan Kelompok Tani hutan

Jumat, 22 Januari 2021

 BUDIDAYA LEBAH MADU




A.        Latar Belakang

1.       Budidaya lebah madu telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pada saat ini kegiatan perlebahan terlihat semakin meningkat dan telah mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak.

2.       Usaha peningkatan dan pengembangan perlebahan di Indonesia didukung oleh berbagai potensi yaitu, antara lain :

a.       Tersedianya pakan lebah sepanjang tahun.

b.       Terdapatnya berbagai jenis lebah penghasil madu yaitu :

1.       Apis andreniformis

2.       Apis cerana

3.       Apis dorsata

4.       Apis florae

5.       Apis koschevnikovi

6.       Apis mellifera

c.        Tersedianya sumber daya manusia.

d.       Pasar yang masih terbuka.

3.       Manfaat budi daya lebah madu.

a.       Peningkatan pendapatan masyarakat dari hasil perlebahan : madu, tepungsari, royal jelly, propolis, lilin, racun lebah, dan lain-lain.

b.       Peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat.

c.        Peningkatan produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui penyerbukan (polinasi).

d.       Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.

4.          Dalam pengembangan kegiatan perlebahan pemerintah mengambil kebijaksanaan unatuk mengembangkan lebah unggul (Apis mellifera) disamping jenis-jenis lebah local (Apis cerana dan Apis dorsata).

  Hal ini berdasarkan atas pertimbangan  bahwa Apis mellifera mempunyai sifat-sifat unggul, antara lain :

a.         Produktivitas yang tinggi, produksi madu dapat mencapai 50 kg/koloni/tahun.

b.         Tidak suka hijrah.

c.          Teknik budidaya yang sudah dikuasai.



B.      Tujuan

Petunjuk praktis budi daya lebah madu unggul (Apis mellifera) disusun dengan tujuan menyebar luaskan pengetahuan teknik budi daya lebah madu dan merangsang minat masyarakat untuk berusaha di bidang perlebahan.

 

I.        BIOLOGI LEBAH

Kehidupan Koloni

Apis mellifera berasal dari Eropa, kemudian berkembang di Indonesia. Jenis ini mulai dibudidayakan tahun 1972 oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.

Secara umum ukuran tubuh lebah jenis Apis mellifera lebih besar dibandingkan dengan Apis cerana. Seperti halnya lebah jenis lainnya, lebah Apis mellifera hidup bergerombol/berkoloni. Dalam satu koloni terdapat seekor lebah ratu, puluhan sampai ratusan  lebah jantan dan ribuan sampai puluhan ribu ekor lebah pekerja.

1.       Lebah Ratu

·         Berkelamin betina sempurna.

·         Bentuk badan lebih besar dari lebah pekerja maupun lebah jantan.

·         Tugasnya bertelur selama hidupnya, dalam keadaan sehat mampu bertelur sampai 1.500 butir/hari.

2.       Lebah Jantan

·         Berkelamin Jantan sempurna.

·         Ukuran badan lebih besar dari lebah pekerja tetapi lebih kecil dari lebah ratu.

·         Tugasnya mengawini ratu.

3.       Lebah Pekerja

·         Berkelamin betina tidak sempurna.

·         Ukuran badan paling kecil.

·         Tugasnya member makan lebah ratu ratu dan larva, membuat sarang, mencari nectar dan tepung sari, memproses dan menyimpan madu serta mencari air.

 

 

II.     TEKNIK BUDIDAYA

A.      Penentuan Lokasi Budidaya Lebah

Tersedia pakan lebah yang cukup, bahan makanan lebah madu  adalah nectar dan tepungsari. Dalam menentukan jenis tanaman pakan lebah perlu diketahui :

·         Masa pembungaan tanaman.

·         Bentuk mahkota bunga.

·         Jenis-jenis tanaman pakan lebah antara lain kaliandra, lamtoro gung, sengon, puspa, jenis tanaman buah-buahan (apel, mangga, rambutan, leci, apokat, anggur, jeruk), tanaman industry (kapuk randu, kelapa, kopi, kapas, kelapa sawit, bunga matahari, karet, jagung), jeis tanaman sayuran ( lombik, ketimun, kacang polong, wortel) dan lain-lain.

·         Suhu udara ± 20-34oC, kelembaban 70-80%.

·         Tersedia air bersih sepanjang tahun.

·         Jauh dari sumber kebisingan, baud an asap yang menyengat.

B.      Peralatan

Peralatan budi daya lebah madu unggul (Apis mellifera) terdiri dari :

1.       Pengasap

2.       Sarung tangan

3.       Pelindung muka (topeng)

4.       Sikat lebah

5.       Pisau

6.       Kotak lebah

7.       Esktraktor

8.       Penyaring madu

C.      Pengadaan Bibit Lebah

·         Biasanya diperoleh dari lebah paket atau dari pemecahan koloni.

·         Pemecahan koloni dilakukan seperti pemecahan koloni Apis cerana.

·         Untuk memindahkan koloni dari lebah paket kedalam kotak lebah dilakukan secara perlahan-lahan. Setelah seluruh lebah masuk ke dalam kotak, rapatkan bingkai siaran sarang, masukkan alat pemberi makanan berserta sirup, kemudian kotak ditutup, koloni lebah dibiarkan sehari semalam, baru keesokan harinya pintu kotak dibuka untuk memberi kesempatan  lebah mencari makan. Untuk mendapatkan sumber pakan lebah dilakukan penggembalaan dengan cara membawa kotak lebah ke tempat-tempat yang banayak sumber makanan.

D.      Pemeliharaan dan Perawatan

·         Pemeriksaan koloni cukup dilakukan 7-10 hari sekali.

·         Diadakan pemindahan sisiran sarang untuk meningkatkan daya kerja koloni secara maksimal baik sisiran dalam kotak atau antar kotak.

·         Pengaturan koloni  dilakukan dengan menggabngkan 2 buah koloni  yang kuat dengan koloni yang lemah.

·         Pencegahan perampokan dan hijrah dengan jalan  menghindari koloni dari hama dan penyakit, kurang pakan, cuaca yang kurang menguntungkan, kebisingan dan koloni tidak mempunyai ratu.

 

 

III.      PEMUNGUTAN HASIL

 

1.       Untuk pengambilan madu sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari, sisiran madu dipilih dari sisiran yang penuh madu atau sekurang-kurangnya 2/3 sisiran telah terisi madu yang sudah tertutup lapisan lilin. Bingkai sisiran dibersihkan lebahnya dengan sikat lebah, kemudian bingkai dimasukan dalam ekstraktor. Madu yang telah terkumpul disaring kemudian dimasukkan kedalam botol-botol.

2.       Pengambilan royal jelly dilakukan dengan menggunakan bingkai sisiran panenan royal jelly (queen comb) pada alat tersebut terdapat sederetan  mangkuk-mangkuk calon ratu yang diisi dengan larva pekerja, selanjutnya loeh lebah pekerja diisi dengan royal jelly, setelah semuanya terisi maka royal jelly dapat segera diambil.

3.       Pengambilan tepung sari dengan menggunakan perangkap tepung sari( pollen trap) yang dipasang didepan pintu masuk kotak lebah. Lebah-lebah yang membawa tepungsari akan merontokkan tepungsarinya, kemudian tepungsari ditampung dalam tempat penampungan.

4.       Pengambilan malam dilakukan setelah sarang lebah tidak berisi madu, tepung sari, telur, larva kemudian malam di press dengan alat penekan. Untuk mendapatkan malam yang baik, setelah di press, dicuci selanjutnya malam dicairkan sengan suhu pemanasan 63-65C setelah mencair disaring dengan kawat kasa.

 

IV.    PENANGANAN HASIL

Penyimpanan madu sesudah panen, agar madu dapat lebih tahan lama dalam penyimpanan maka perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:

1.       Bejana penyimpanan madu terbuat dari bahan yang tidak mudah bereaksi misalnya gelas atau plastik.

2.       Suhu penyimpanan maksimal 37o C.

3.       Kadar air didalam madu paling tinggi 20%.

4.       Penyimpanan madu dilakukan dalam bejana yang tertutup rapat agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara luar.